BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Inflasi merupakan fenomena dunia
yang banyak terjadi di Negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di
Negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpangan dari convensional
historical cost accounting yang memasukkan unsure perubahan harga dan
inflasi pada pendapatan dan asset.
Untuk memahami istilah perubahan
harga, kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga
spesifik. Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Disebut inflasi
jika terjadi kenaikan harga secara keseluruhan dan disebut deflasi jika terjadi
penurunan harga. Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
Laporan keuangan di masa perubahan
harga berpotensi menyesatkan apabila ada pengukuran nilai aset yang tidak
akurat, penyimpangan yang ditimbulkan diantaranya :
1. Proyeksi
keuangan berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan
2. Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran
3. Data
kinerja yang gagal menahan pengaruh inlasi yang tidak terkendali.
Negara besar antara lain Argentina,
Brasil, Israel, Meksiko, dan Rusia merupakan beberapa Negara penderita paling
buruk dari kondisi inflasi yang tinggi. Tiap tahun rata-rata inflasi di
negara-negara tersebut seringkali melampaui 100% dan bahkan tingginya mencapai
2000% di Brasil dan Rusia. Rata-rata dalam negara industri, inflasi terdapat
pada dua negara adidaya pada pertengahan tahun 1970 dan di Inggris inflasi
mencapai 25%. Sangat tidak mengherankan di negara tersebut pertambahan inflasi
menyangkut dengan yang akan mempengaruhi dalam pemakaian " akuntansi Inflasi"
sistem ini akan menjadi obat dari kerusakan pada menurut adat akuntansi biaya
historis dan mengungkapkan dampak perubahan harga dan inflasi pada pendapata
dan aset.
BAB II
PEMBAHASAN
2.
Pengertian
Perubahan Harga
Inflasi merupakan fenomena dunia
yang banyak terjadi di Negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di
Negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpangan dari convensional
historical cost accounting yang memasukkan unsure perubahan harga dan
inflasi pada pendapatan dan asset.
Akuntansi perubahan harga
(accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap
perubahan atau selisih harga dan masalah
akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang
akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu
ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen
keuangan dasar.
Untuk memahami makna istilah
perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum
dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan
harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi
apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran.
3.
Mengapa
Laporan Keuangan Memiliki Potensi untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan
Harga?
Selama periode inflasi, nilai aktiva
yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan
beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan
pengukuran ini mendistorsi :
1. Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis,
2. Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan
3. Data kinerja
yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan
menyebabkan :
Ø Kenaikan
dalam proporsi pajak
Ø Permintaan
deviden lebih banyak dari pemegang saham.
Ø Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
Ø Tindakan
yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data
keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga
menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan
dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
Pengaruh perubahan harga sebagian
bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para
pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh
perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan
tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam
kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
Laporan dari para manajer mengenai
permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila
kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut
Jenis Penyesuaian Inflasi
- Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
- Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Dalam kondisi inflasi, ada 2 masalah yang dihadapi
akuntansi dengan kos historis :
1.
Masalah PENILAIAN : Nilai aktiva akan berubah
dibanding aktiva lain walau daya beli uang tetap
2.
Masalah UNIT PENGUKUR : Unit moneter sebagai unit
pengukur akan berubah pada saat inflasi
Perubahan harga ada 3 jenis :
1.
Perubahan harga UMUM : Perubahan nilai satuan uang,
dinyatakan dalam index harga umum
Contoh : INDEX HARGA KONSUMEN
Inflasi : Index harga Umum cenderung
naik dari waktu ke waktu
Kenaikan harga umum suatu periode
dibanding periode sebelumnya : LAJU INFLASI
2.
Perubahan harga SPESIFIK : Perubahan harga barang dan
jasa tertentu.
3.
Perubahan harga RELATIF : Mengukur tingkat
penyimpangan perubahan harga barang / jasa tertentu terhadap perubahan harga
umum seluruh barang/jasa.
Misal :
Harga barang/jasa umum naik 10%,harga barang tertentu naik 32%, maka
Perub.Harga Relatif : 12%.
Kerangka akuntansi pokok akan
menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen
keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan
keuangan.
Berbagai usulan akuntansi untuk
memperbaikki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka
akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya.
Masalah
Akuntansi.
Perubahan harga menimbulkan masalah
bagi akuntansi dalam hal penilaian unit pengukur dan pemertahanan kapital.
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur
nilai pos pada suatu saat. Masalah pemertahanan kapital berkaitan dengan
pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya
(finansial / fisis).
Pos-Pos
Moneter dan NonMoneter.
Perubahan harga mempunyai implikasi
yang berbeda antara pos-pos moneter dan nonmoneter. Pos-pos moneter berkaitan
dengan masalah untung / rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan
dengan untung / rugi penahanan.
Besar untung / rugi daya beli ditentukan dengan
memisahkan pos moneter dan non moneter, karena untung dan rugi daya beli
biasanya berhubungan dengan pos moneter netto.
Pos moneter berhubungan dengan aliran kas, pos
non-moneter berhubungan dengan aliran potensi jasa fisik (non kas)
Ø Aktiva
moneter : klaim untuk menerima sejumlah rupiah di masa depan tanpa
memperhatikan perubahan daya beli uang
Misal : kas,
deposito, investasi dalam obligasi, piutang dagang, piutang wesel dan uang muka
jaminan kontrak.
Ø Aktiva non
moneter : aktiva yang mengandung jumlah unit rupiah yang berubah dengan
berjalannya waktu.
Misal :
Persediaan barang dagangan, fasilitas fisik, investasi dalam saham dan goodwill
Untung/Rugi Daya Beli : berhubungan
dengan penahanan pos moneter
Untung/Rugi fluktuasi harga :
Berhubungan dengan pos non moneter
Perubahan
Harga
Perubahan harga adalah perbedaan
jumlah rupiah untuk memperoleh barang / jasa yang sama pada waktu yang berbeda
dalam pasar yang sama (masukan / keluaran). Perubahan harga terdiri atas
perubahan harga umum, spesifik dan relatif. Perubahan harga umum mencerminkan
perubahan nilai tukar / daya beli uang. Perubahan harga spesifik mencerminkan
perubahan karakteristik barang tertentu akibat teknologi / selera terhadap
barang. Perubahan harga relatif mencerminkan perubahan harga spesifik setelah
pengaruh perubahan harga umum diperhitungkan.
Dasar Pengukuran:
1. Harga
masukan / kos pengganti
Kos penggantian aktiva milik
perusahaan dengan aktiva sejenis
2. Nilai
Keluaran / Harga jual sekarang
Nilai
sekarang aktiva diukur atas dasar harga aktiva seandainya perusahaan menjual
aktiva tersebut
3. Aliran
kos diskontoan
• Nilai
sekarang aliran kas masa datang.
• Sumber
informasi penentuan kos sekarang :
• Informasi
harga dari pihak eksternal (mis : BPS)
• Informasi
harga dari perusahaan sendiri
• Teknik
pengukuran kos sekarang :
• Langsung
(direct pricing) : membebankan langsung bahan dan tenaga kerja ke aktiva
• Per
unit (unit costing)
• Fungsional
(functional pricing) : menentukan kos pengganti fungsi produksi bukan aktiva
yang berdiri sendiri.
Akuntansi
Daya Beli Konstan.
Tujuan akuntansi daya beli konstan
adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli. Untuk dapat menyajikan
statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi
menjadi kos daya beli pada saat pelaporan.
Dengan konsep daya beli konstan,
daya beli dapat menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli.
Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial.
Akuntansi
Kos Sekarang.
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah
mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula atau
mempertahankan kapital atas dasar kapasitas operasi / kemampuan untuk
menyediakan barang/jasa dengan kuantitas yang sama dengan kapasitas / kemampuan
kapital.
Akuntansi kos sekarang digunakan
sebagai dasar. Ada dua perbedaan yang tampak,yaitu : Pertama, laba akan terbagi
menjadi dua komponen yaitu laba akibat kegiatan operasi perusahaan dan laba
akibat kegiatan menahan kapital fisis. Kedua, untung / rugi yang belum
terrealisasi akibat penahanan aset dimasukkan dalam statemen laba-laba.
Berbagai teknik dan sumber informasi dapat digunakan
untuk penentuan kos sekarang, yaitu :
1. Pengindeksan.
Sumber informasi berupa indeks harga
yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang / jasa yang diukur dan
indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan
historis untuk kelompok barang / jasa yang diukur. Teknik ini memungkinkan
digunakannya komputer untuk menyatakan kembali angka-angka dasar secara cepat.
2. Penghargaan
Langsung.
Teknik ini membebankan secara
langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset / kelompok aset. Teknik ini
biasanya berupa harga faktur sekarang, daftar harga dari penjual barang / jasa
dan kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3. Pengkosan
Unit.
Teknik ini digunakan untuk menaksir
kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan untuk barang / jasa yang
tidak mempunyai pasar keluaran / barang yang bersifat khusus.
4. Penghargaan
Fungsional.
Teknik ini digunakan untuk
menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi / pemrosesan dan bukannya suatu
aset secara individual / kelompok aset yang masing-masing berdiri sendiri.
Akuntansi
Hibrida.
Perbedaan karakteristik antara akuntansi daya beli
konstan dengan akuntansi kos sekarang, yaitu :
AKUNTANSI DAYA BELI KONSTAN
|
AKUNTANSI KOS SEKARANG
|
Mengatasi
masalah unit pengukur.
|
Mengatasi
masalah penilaian.
|
Merevisi /
merevaluasi aset moneter pada akhir perido.
|
Merevisi /
merevaluasi aset nonmoneter secara terus-menerus.
|
Menggunakan
indeks harga umum karena sasarannya perubahan harga umum.
|
Menggunakan
indeks harga spesifik karena sasarannya perubahan harga spesifik.
|
Mengabaikan
untung/rugipe nahanan pada saat revaluasi.
|
Mengabaikan
untung / rugi daya beli.
|
Mengungkapkan
untung / rugi daya beli atas aset moneter neto.
|
Mengungkapkan
untung / rugi penahanan atas aset nonmoneter neto.
|
Untung /
rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai daripada komponen laba
dalam rangka pemertahanan kapital.
|
Untung /
rugi sebagai selisih laba lebih bermakna sebagai komponen laba daripada
penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.
|
Standar
Akuntansi Perubahan Harga.
Di Amerika, standar akuntansi
mula-mula mewajibkan pelaporan pengaruh perubahan harga sebagai informasi
pelengkap dengan berbagai argumennya. Kemudian standar tersebut diganti dengan
berbagai standar baru yang tidak lagi mewajibkan tetapi tetap menganjurkan
pelaporan pengaruh perubahan harga dengan berbagai argumennya. Akibatnya
buku-buku teks akuntansi keuangan menengah tidak lagi memasukkan topik
akuntansi perubahan harga. Walaupun demikian, pembahasan mengenai perubahan
harga beserta teorinya tetap penting untuk memberi wawasan yang luas dan dalam
khususnya bila perubahan harag cukup berarti dalam sistem perekonomian negara
tertentu termasuk Indonesia.
A. PENGARUH INFLASI TERHADAP PERUSAHAAN
Pengaruh inflasi terhadap posisi
keuangan dan kinerja perusahaan dapat mengakibatkan tidak efisiennya keputusan
operasional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti pengaruh dari inflasi
itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva keuangan seperti
nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena menurunnya daya beli.
Dengan kata lain, pertanggungjawaban keuangan atas kepemilikan juga akan
mengalami penurunan nilai karena perusahaan bisnis akan membayar obligasinya di
masa yang akan datang dengan uang tunai yang sudah kehilangan nilai daya beli.
Yang menjadi peringatan disini adalah pertanggungjawaban keuangan, seperti
pinjaman / suku bunga bank jangka pendek dan jangka panjang, sering
mengakibatkan minat untuk meningkatkan tarif yang sangat tinggi dalam inflasi
ekonomi.
Dampak inflasi pada aktiva non
moneter digambarkan dalam laporan laba rugi dan neraca. Selama periode harga
yang meningkat, pendapatan penjualan saat ini dibandingkan dengan persediaan
yang mungkin telah dibeli beberapa bulan sebelumnya dan terhadap penyusunan
properti bangunan dan peralatan berdasarkan harga perolehan yang mungkin telah
dibeli beberapa tahun lalu, meskipun faktanya bahwa menempatkan persediaan dan
aktiva tetap menjadi lebih mahal. Dampak terhadap laporan laba rugi dan neraca
ini bisa membuat perusahaan masuk ke dalam masalah likuiditas. Laporan laba
rugi yang dihasilkan dari perbandingan biaya lama dengan keuntungan yang baru
dapat mengarah pada permintaan dari pemegang saham untuk meningkatkan deviden
dan untuk karyawan – karyawan dengan gaji yang lebih tinggi, meskipun
perusahaan melihat kasnya berkurang. Oleh karena itu, diperkenalkan sistem
akuntansi untuk inflasi yaitu General Purchasing Power Accounting dan Current
Value Accounting.
B. AKUNTANSI DAYA BELI UMUM DAN PENDEKATAN
ARUS NILAI SEKARANG
Akuntansi Daya Beli Umum (General
Purchasing Power Accounting) Filosofi utama mengenai akuntansi daya beli umum
adalah untuk melaporkan aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya – biaya dalam
unit moneter dengan daya beli yang sama. Pendekatannya disini adalah bahwa unit
ukuran moneter harus diseragamkan sementara mempertahankan dasar ukuran yang
digunakan dalam laporan keuangan (contohnya : biaya historis) Di banyak Negara,
laporan keuangan disiapkan dalam biaya histories yang berdasarkan mata uang.
Ini berarti bahwa laporan – laporannya tidak tidak mengalami perubahan sesuai
tingkat harga umum. Dibawah akuntansi daya beli umum, hal – hal non financial
dalam laporan keuangan (inventaris, modal tetap, dan peralatan) ditetapkan
kembali untuk mencerminkan daya beli umum, biasanya pada akhir neraca saldo.
Akuntansi daya beli umum harus diterapkan pada aktiva dan kewajiban keuangan
dengan baik. Kas, contohnya kerugian daya beli selama periode inflasi karena
kas ini tidak bias membeli sebanyak pada akhir periode seperti yang dilakukan
di awal periode. Keuntungan debitur selama inflasi, karena mereka dapat
membayar hutang mereka pada akhir periode dengan uang tunai yang telah menurun
daya belinya. Laporan akuntansi daya beli umum akan menggambarkan kerugian atau
keuntungan dalam penyesuaian pos – pos moneter yang terpisah. Masalah lebih
lanjut adalah mengenai sifat indeks yang digunakan untuk membuat penyesuaian
akuntansi daya beli umum. Dimana sebelumnya, indeks harga konsumen merupakan
salah satu hal yang paling banyak digunakan secara luas di dunia untuk mengukur
inflasi. Indeks ini akan mengukur perubahan-perubahan harga dalam kisaran
barang-barang dan jasa pelanggan yang dibeli untuk konsumsi akhir. Karena
indeks ini berorientasi konsumen, indeks ini tidak perlu merefleksikan
perubahan-perubahan harga yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.
1.
Akuntansi Arus Nilai Saat Ini (Current Value Accounting)
Akuntansi Arus Nilai Saat Ini
(Current Value Accounting) adalah hal yang berkaitan dengan peningkatan atau
penurunan biaya atau nilai aktiva tertentu, bukan mengenai menurunnya daya beli
mata uang.
Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi nilai sekarang, yaitu :
Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi nilai sekarang, yaitu :
·
Biaya Pengganti (Current Cost /
Replacement Cost) yang banyak digunakan dalam aktiva non moneter yaitu aktiva
dinilai pada apa yang telah dikorbankan dengan apa yang akan menggantikannya.
· Biaya Penjualan (Current Exit
Price/ Selling Price/Net Realizable Value) yaitu menilai aktiva pada tingkat
harga penjualan dikurangi biaya pelengkap penjualan Akuntansi arus nilai
sekarang berakibat pada keuntungan atas kepemilikan dan kerugian saat aktiva
non moneter dinilai kembali. Akuntansi arus nilai sekarang jelas lebih kompleks
karena akuntansi ini membutuhkan gabungan antara harga sebenarnya, perkiraan,
penaksiran nilai dan kelompok aktiva yang homogen.
2. Current Value: GPP
Accounting
Meskipun kita telah membicarakan GPP
dan CVA secara terpisah, banyak akuntan ekonom percaya bahwa keduanya ini
sebaiknya digabungkan dalam sistem akuntansi nilai nyata (real value accounting
system). Penting sekali untuk mengingat bahwa perubahan-perubahan pada tingkat
harga umu akan cenderung berbeda dari perubahan harga khusus yang relevan
dengan perusahaan
C. IASB TERHADAP AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN
HARGA DAN INFLASI
Reaksi
pertama IASC (sekarang IASB) pada akuntansi inflasi muncul pada tahun 1977 di
IAS 6, yaitu Respon Akuntansi pada Perubahan Harga. Pada poin tersebut, tidak
ada standar definitif baik itu di Amerika Serikat atau di Inggris, dan ada
ketidaktpastian seperti bagaimana masalah akuntansi inflasi dapat diselesaikan
di dua negara tersebut. Standar inflasi yang lebih definitif tidak muncul, ingá
sampai pada tahun 1981 dengan keluarnya IAS 15, yaitu Refleksi Informasi Dampak
Perubahan Harga, yang menggantikan IAS 6. Pada saat itu, FASB telah
mengeluarkan SFAS 33 mengenai Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga.
Tipe-tipe utama informasi berikut
ini merefleksikan dampak-dampak perubahan harga yang direkomendasikan untuk
pengungkapan oleh IAS 15 sebagai berikut:
1. Jumlah
penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian penyusutan properti, bangunan, dan
peralatan.
2. Jumlah
penyesuaian untuk atau jumlah penyesuaian dari harga pokok penjualan.
3. Penyesuaian
yang berkaitan dengan pos-pos keuangan, dampak peminjaman, atau bunga
kepemilikan ketika penyesuaian ini telah dimasukkan ke dalam akun dalam
menentukan pendapatan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.
4. Dampak
keseluruhan dari hasil (pendapatan) dari penyesuaian sebagaimana pada pos-pos
lainnya yang merefleksikan dampak perubahan harga yang dilaporkan di bawah
metode akuntansi yang diadopsi.
5. Ketika
metode biaya sekarang diadopsi, biaya sekarng property, bangunan, dan perlatan
serta persediaan.
6. Metode
yang diadopsi untuk menghitung informasi yang disebut dalam pos-pos sebelumnya,
termasuk sifat dari indeks yang digunakan.
IAS
15 penting karena IAS 15 mengenali kebutuhan informasi untuk diungkapkan,
mengenai dampak perubahan harga & inflasi dan memberikan pedoman khusus
yang dapat diikuti oleh berbagai perusahaan untuk memperbaiki kualitas
pengungkapan. Fakta bahwa adanya informasi pokok dari satu negara ke negara
lainnya bisa berbeda, tentu saja ini menjadi masalah, tetapi profesi akuntansi
jelas tidak bisa disesuaikan dengan solusi dunia.
Perkembangan sistem akuntansi untuk inflasi di
Inggris, Amerika Serikat dan Benua Eropa
·
Inggris. Profesi akuntansi
memperkenalkan SSAP 16 (Statement of Standard
Accounting Practice – 16), mengenai “Akuntansi Biaya Sekarang” pada tahun 1980,dimana kebutuhan laporan keuangan akuntansi biaya sekarang baik itu sebagai laporan tambahan maupun sebagai laporan utama. Dengan ketentuan bahwa laporan biaya historis juga harus bisa disediakan. Walaupun begitu, SSAP 16 secara resmi ditarik pada tahun 1988 mengikuti penolakan tingkat inflasi dan kecaman dari bisnis. Pada saat yang sama, banyak perusahaan mengevaluasi kembali secara periodik terhadap tanah dan bangunan mereka pada nilai pasar (memperkirakan keluaran atau harga jual).
Accounting Practice – 16), mengenai “Akuntansi Biaya Sekarang” pada tahun 1980,dimana kebutuhan laporan keuangan akuntansi biaya sekarang baik itu sebagai laporan tambahan maupun sebagai laporan utama. Dengan ketentuan bahwa laporan biaya historis juga harus bisa disediakan. Walaupun begitu, SSAP 16 secara resmi ditarik pada tahun 1988 mengikuti penolakan tingkat inflasi dan kecaman dari bisnis. Pada saat yang sama, banyak perusahaan mengevaluasi kembali secara periodik terhadap tanah dan bangunan mereka pada nilai pasar (memperkirakan keluaran atau harga jual).
·
Amerika Serikat. Regulasinya
pertama kali diperkenalkan dengan sah yang ditentukan oleh SEC tahun 1976
(Rilis Seri Akuntansi 1990) untuk mengungkap penggantian informasi biaya yang
berkaitan dengan penyusutan, harga pokok penjualan, aktiva tetap, dan
persediaan. Selanjutnya, tahun 1979, FASB mengeluarkan SFAS No 33 (Statement of
Financial Accounting Standard – 33) yang berjudul “Pelaporan Keuangan dan
Perubahan Harga”.
·
Benua Eropa. Ada lebih sedikit
antusiasme untuk pengenalan sistem akuntansi untuk inflasi, meskipun telah ada
rekomendasi resmi pada subjeknya. Contohnya, di Perancis dan Jerman. Di
Perancis pada kahir tahun 1970 ketika evaluasi kembali dilakukan dengan
menggunakan indeks pemerintah dibutuhkan untuk semua aktiva jangka panjang dan
aktiva tetap. Evaluasi kembali ini tidak memiliki dampak pada pendapatan kena
pajak, seperti pada penyusutan tambahan. Di Swedia, tidak ada
kebutuhan–kebutuhan akan akuntansi inflasi, tetapi beberapa pengungkapan
sukarela khusus telah dibuat.
Perkembangan
Sistem Akuntansi di Amerika Selatan
·
Di Brazil, akuntansi untuk inflasi
digunakan pada awal tahun 1950, tetapi hokum perusahaan yang baru tahun 1976
melakukan penyesuaian, yaitu perusahaan menyajikan ulang akun – akun aktiva
tetap dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indek harga yang diakui
oleh pemerintah untuk mengukur devaluasi mata uang lokal.
· Di Argentina, sistem akuntansi untuk
inflasi diperkenalkan terutama lewat prakarsa dan keterlibatan profesi
akuntansi. Tahun 1972, sebuah pernyataan dikeluarkan yang menganjurkan
publikasi laporan keuangan GPP tambahan.
Akuntansi
arus nilai sekarang di Belanda
·
Di Belanda, orang-orang telah
mengetahui akuntansi nilai sekarang sejak lama. Pendidikan yang ekstensif bagi
para akuntan dalam ekonomi bisnis menghasilkan filosofi akuntansi yang
difokuskan dengan nilai dan biaya sekarang dan dengan prinsip dan praktek
ekonomi bisnis. Walaupun tidak diperlukan persyaratan untuk menggunakan
akuntansi nilai sekarang, sebagai informasi utama atau tambahan, terdapat beberapa
faktor pendukung untuk memakainya. Alasan digunakannya akuntansi nilai sekarang
{ Melibatkan teori Professor Theodore Limperg, yang sering disebut sebagai
Bapak teori nilai ganti karena dari hasil kerjanya di Belanda tahun 1920 dan
1930. Beliau memfokuskan diri pada hubungan yang kuat antara ekonomi dan
akuntansi dan percaya bahwa pendapatan tidak bisa dicari tanpa memelihara
sumber pendapatan bisnis dari pertimbangan yang dilakukan.{ Belanda belajar
dari pengalaman pada perusahaan multinasional besar yaitu Philips, yang
merupakan pelopor laporan keuangan nilai sekarang. Faktanya, Philips pertama
kali menggunakan pendekatan ini tahun 1936 untuk tujuan akuntansi biaya
internal dan memperkenalkannya tahun 1952 ke dalam laporan utama untuk tujuan
pelaporan keuangan. Namun pada tahun 1992, perusahaan memutuskan untuk kembali
pada akuntansi biaya historis yang akan memperbaiki komunikasi para pemegang
saham dan lebih dekat dengan praktek akuntansi internasional. Nilai sekarang
ditentukan oleh departemen penjualan untuk aktiva tetap (baik tersendiri atau
dalam kelompok sejenis), oleh departemen produksi untuk sejumlah peralatan
desain khusus, dan oleh desain bangunan dan gedung departemen produksi untuk
bangunan. Pada kasus persediaan, indeks biasanya digunakan untuk memperbaharui
nilai sekarang dari kelompok aktiva sejenis. Penambahan (atau pengurangan)
dalam nilai persediaan dan aktiva tetap untuk perubahan harga tertentu dikredit
(didebit) ke akun surplus revaluasi pada neraca dibandingkan ke laporan laba
rugi. Akibat perubahan nilai sekarang ini ditunjukkan dalam laporan laba rugi
sebagai harga pokok penjualan yang lebih tinggi atau lebih rendah (sebagai
hasil penambahan atau pengurangan dalam harga persediaan) dan biaya depresiasi
yang lebih tinggi atau lebih rendah.
D. PROSPEK
PERKEMBANGAN AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI
Signifikansi keberadaan tingkat
inflasi dan perubahan harga di beberapa negara mengesankan bahwa kebutuhan dan
penggunaan sistem akuntansi inflasi tampaknya menyisakan sejumlah kontroversi
dalam pendugaan masa depan. Meskipun akuntansi daya beli umum telah digunakan
di beberapa Negara Amerika Latin yang berinflasi tinggi, tidak ada contoh
standar akuntansi biaya sekarang atau regulasi di Inggris dan Amerika Serikat
pada tingkat nasional yang menyelamatkan kemusnahan penelitian akuntansi
inflasi pada tahun 1980-an. Namun beberapa perusahaan Eropa membuat
pengungkapan nilai sekarang secara sukarela. Kontroversi, hal ini masih
meliputi banyak aspek akuntansi nilai sekarang, khususnya dengan perubahan
perlengkapan dan pemeliharaan keuntungan dan kerugian pos–pos moneter. Masalah
lainnya termasuk penggunaan indeks, khususnya tambahan dari luar negeri dan
verifikasi nilai sekarang perusahaan industri yang mengalami perubahan
teknologi dengan cepat. Pemberian perhatian baru-baru ini pada akuntansi nilai
sekarang atau nilai wajar, diharapkan akan menjadi sejumlah percobaan masa
depan dengan berbagai jenis perubahan sistem akuntansi harga. Selain itu,
mungkin juga menjadi pertumbuhan apresiasi keadaan dimana pendekatan alternatif
mungkin atau tidak mungkin atau berguna dalam mengukurlaba dan asset. Kegunaan
dari harga jual atau harga keluar dalam konteks perubahan harga, terutama
dengan memperhatikan nilai properti atau investasi, juga akan diapresiasikan
dengan lebih baik. Selain itu, menjadi tanggung jawab untuk menggunakan
sumberinformasi relevan lainnya seperti arus kas
E. CURRENT COST ACCOUNTING
Dasar
Pemikiran Current Cost Accounting
Current Cost
Accounting (CCA) adalah suatu sistem akuntansi dimana asset dinilai pada harga
beli pasar sekarang dan profit ditentukan dengan alokasi yang didasarkan pada
biaya sekarang(current costs). Mengapa menggunakan current cost? Sebelum
menjawab, kita perlu mempertimbangkan jenis-jenis keputusan manajer dihadapkan
pada jalannya bisnis. Manajer ingin tahu bagaimana seharusnya mengalokasikan
sumber daya perusahaan untuk memaksimalkan profit.
Menurut Edwards dan Bell masalah
mendasar tersebut diungkapkan menjadi 3 pokok permasalahan:
- Masalah ekspansi: berapa jumlah asset yang seharusnya dipegang/dipertahankan pada saat-saat tertentu.
- Masalah komposisi: apa bentuk asset yang sesuai?
- Masalah pendanaan: bagaimana aset-aset tersebut didanai?
Manajer
dalam membuat keputusan mengenai tiga pertanyaan di atas mendasarkan pada
harapan di masa yang akan datang. Untuk merumuskan harapan tersebut secara
tepat, manajer perlu untuk mengevaluasi kegiatan dan keputusan di masa lampau.
Alat yang digunakan dalam evaluasi ini adalah perbandingan data akuntansi untuk
sebuah periode yang telah ditentukan dengan harapan-harapan pada periode
tersebut. Jika perbandingan tersebut mengungkapkan bahwa harapan-harapan tidak
akurat, maka kejadian atau harapan di masa sekarang bisa diubah. Sebagai
contoh, jika data akuntansi mengungkapakan bahwa total biaya bahan mentah lebih
tinggi daripada yang dianggarkan karena harga bahan mentah lebih tinggi dari
yang diharapkan, maka perusahaan perlu mengubah perkiraan harga bahan mentah di
masa yang akan datang dan mengubah keputusan penganggaran harga bahan mentah di
masa datang. Agar informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan,
informasi akuntansi harus mengukur kejadian aktual dari suatu periode seakurat
mungkin. Menurut Edwards dan Bell bahwa pergerakan harga dalam suatu periode
tertentu adalah kejadian yang penting untuk manajemen.
Walaupun
Edwards dan Bell menekankan kebutuhan informasi untuk manajemen, mereka
menentang bahwa data-data tersebut juga penting untuk pihak luar seperti
pemegang saham dan kreditor. Pemegang saham dan kreditor tertarik dengan
evaluasi kinerja dari manajer dan juga perusahaan.
Dari teori
tersebut informasi akuntansi melayani dua tujuan:
Ø Evaluasi
oleh manajer terhadap keputusan masa lalu untuk membuat keputusan yang paling
baik di masa datang.
Ø Evaluasi
terhadap manajer oleh pemegang saham, kreditor, dan yang lainnya.
Evaluasi
baik oleh pihak internal atau eksternal menyediakan alat untuk keberhasilan
fungsi ekonomi karena sumber daya akan dialokasikan lebih efisien. Tujuan
sampingan dari informasi akuntansi adalah menyediakan dasar yang pantas dan
terukur untuk perpajakan.
Konsep
Profit Bisnis
Dua keputusan yang sering dihadapi
manajemen:
a)
Holding decisions : apakah akan “menahan” aset dan
kewajiban atau untuk melepas keduanya (contoh. Apakah menjual aset atau
membayar utang)
b)
Operating decisions: bagaimana menggunakan dan
mendanai operasi perusahaan.
Agar dapat mengevaluasi holding
decisions dan operating decisions dari
manajer, Edwards dan Bell menyarankan konsep profit yang mereka sebut dengan
“profit bisnis” yang berisikan:
Ø Current
operating profit: kelebihan pada nilai sekarang dari output yang dijual
dibandingkan nilai biaya sekarang dari inputnya.
Ø Realisable
cost saving: kenaikan current cost dari aset yang dipertahankan oleh perusahaan
pada periode sekarang. Istilah yang kita gunakan untuk realisable cost savings
adalah “holding gains/losses”, yang dapat direalisasi atau tidak dapat
direalisasi.
Holding
gains and losses
Suatu asumsi yang mendasari CCA
adalah pencampuran antara holding gains/losses dan operating gains/losses
membingungkan evaluasi terhadap keputusan manajemen dan menyembunyikan alokasi
dari sumber daya ekonomi. CCA memperkenankan pemisahan dari kedua komponen
tersebut. Dengan metode konvensional historical cost accounting, gains dicatat
hanya ketika aset dilepas. Oleh karena itu penentuan apakah kegiatan holdings
manajemen berhasil atau tidak, hampir tidak mungkin kecuali jika aset diperoleh
dan dijual pada periode yang sama. Dengan akuntansi konvensional, ketika
membandingkan perusahaan kita mungkin tidak tahu perusahaan mana yang lebih
efisien. Contohnya perusahaan A memulai usahanya 10 tahun lebih awal, maka
operating profit perusahaan A saat ini lebih besar karena beban penyusutannya
lebih kecil daripada perusahaan yang baru mulai usaha tahun ini. Oleh karena
itu pemisahan holding gains dan operating profit memberikan penghargaan kepada
manajer yang tepat.
Akan tetapi perdebatan mengenai
pemisahan current operating profit dan holding gains adalah tidak berarti.
Menurut Drake dan Dopuch, Prakash dan Sunder mengaskan bahwa keputusan-keputusan
manajer mempengaruhi kedua komponen tersebut, sehingga keduanya tidak bisa
berdiri tersendiri. Contohnya adalah ketika aset diperoleh untuk mengurangi
beban operasi di masa akan datang.
Mengapa
Holding Gains merupakan komponen profit
Edwards dan Bell meyakini
bahwa holding gains menyajikan “suatu simpanan yang diakibatkan oleh fakta
bahwa input diperoleh pada kemajuan penggunaan. Simpanan tersebut diakibatkan
oleh kegiatan holding. Tapi mengapa seharusnya kenaikan current cost
pada suatu aset dianggap sebagai bagian dari profit? Edwards dan Bell
tidak menyediakan jawaban atas pertanyaan tersebut, tapi Revsine menyarankan
bahwa teori tersebut ke depannya menyajikan suatu alasan sebagai berikut : “The
cost saving merupakan komponen pendapatan karena menyajikan suatu opportunity
gain, karena perusahaan membeli aset pada saat sebelum harganya berangsur
naik.”
Revsine menentang bahwa jenis dari
gain mengharuskan sebuah perbandingan di antara kejadian yang terjadi dan kejadian
yang akan terjadi. Revsine memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai cost
saving sebagai berikut: Cost saving
mengukur suatu keuntungan posisi kas perusahaan dihubungkan dengan
perusahaan lain pada suatu industri yang menguntungkan untuk menahan aset
sementara harga cenderung naik. Jadi ketika perusahaan lain membeli suatu aset,
perusahan tersebut harus melakukan juga pada harga yang lebih tinggi. Jadi
argumentasi tentang opportunity gain menekankan pada perbandingan perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Pembenaran yang lain mengapa holding gains sebagai
profit adalah untuk mengatakan bahwa apresiasi nilai pada fenomena aktual
ekonomi yang dapat direalisasikan jika perusahaan menjual asetnya.
Argumen dari Revsine menekankan
bahwa current cost profit adalah suatu indikator utama pada arus kas di masa
depan. Pembenaran teoretis dari hubungan ini adalah keterkaitan di antara
current cost profit dan economic profit. Economic profit diartikan sebagai
perbedaan antara nilai sekarang dari net cash flows yang diharapkan oleh
perusahaan pada dua titik waktu, tidak termasuk tambahan investasi oleh pemilik
atau yang didistribusikan untuk pemilik. Economic profit dapat dibagi menjadi
dua komponen yaitu expected profit dan unexpected profit.
Expected profit mengukur arus kas perusahaan
mampu menghasilkan pada masa datang yang tak tentu, sedangkan unexpected profit
mengukur perubahan arus kas dalam kaitan dengan faktor lingkungan yang tidak
bisa diprediksi pada awal periode. Dalam ekonomi persaingan sempurna, current
cost profit hampir identik dengan economic profit. Current operating profit
pada current cost sama dengan distributable cash flow atau expected profit.
Sedangkan holding gains secara langsung berhubungan dengan unexpected profit.
Memasukkan holding gains sebagai
komponen dari profit merefleksikan pandangan financial capital. Suatu jumlah
pada akhir periode yang merupakan nilai lebih dari jumlah yang diinvestasikan
pada awal periode(tidak termasuk tambahan investasi oleh dan untuk pemilik)
merupakan profit. Oleh karena itu holding gains merupakan bagian dari profit.
Imbal balik investasi adalah jumlah uang yang merupakan nilai lebih dari jumlah
yang telah diinvestasikan. Profit menggambarkan pengembalian kas yang diharapkan
melebihi investasi kas.
BAB III
PENUTUP
F. KESIMPULAN
Eksistensi level yang signifikan dari inflasi dan kemauan harga di banyak
Negara mempengaruhi kebutuhan dan kegunaan system akuntansi inflasi yang
mungkin tetap akan menjadi subjek dari banyak kontroversi di dalam meramalkan
masa depan. Walaupun akuntansi GPP telah digunakan dibanyak negara berinflasi
tinggi di Amerika Selatan, tetapi tidak ada contoh dari standar akuntansi biaya
langsung atau regulasi di Inggris dan Amerika Serikat tentang mempertahankan
level nasional yang mewasiatkan penelitian mengenai akuntansi inflasi pada
pertengahan 1980-an. Bagaimanapun juga, banyak perusahaan-perusahaan Eropa
membuat pengungkapan nilai langsung secara sukarela.
G. SARAN
Baru-baru ini perhatian dalam nilai
akuntansi yang langsung atau jujur sangat diharapkan akan memajukan penelitian
dengan tipe yang bervariasi dari system akuntansi perubahan harga. Hal ini
mungkin juga akan menjadi penumbuh apresiasi dari keadaan yang terpuruk dengan
cara memilih pendekatan alternative yang mungkin dapat dikerjakan dan berguna
dalam pengukuran laba dan asset. Kegunaan dari harga jual dan keluar dalam
konteks perubahan harga, terutama memperhatikan nilai atau milik dan investasi,
selain itu mungkin juga menjadi apresiasi yang lebih baik. Hal ini kiranya juga
menjadi kesempatan
untuk menggunakan sumber-sumber
relevan lainnya dari informasi yang ada, seperti informasi mengenai aliran kas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar